“Bagaimana rasanya
jatuh cinta lagi? Apakah aku bisa merasakannya lagi? Ah, aku sudah lupa dengan
hal itu!”
pikirku dalam hati.
Tapi,
mengapa tiba-tiba perasaan itu datang begitu saja? Perasaan dimana aku
merasakan jatuh cinta lagi. Rasa yang dimana selalu bahagia jika aku melihat
dia selalu memberikan senyum dan bahagia karenaku. Hati dan perasaan memang
tidak bisa dibohongi. Apakah ini yang dinamakan jauh cinta lagi? Ingin rasanya
mengatakan yang sejujurnya padamu. Namun, bukan soal berani atau tidak, tapi
lebih karena kesadaran menerima kenyataan. Aku hanya wanita biasa, sedangkan
kamu? Kamu adalah pria yang lebih luar biasa; menurutku. Hitam putih itu jelas
beda warnanya. Apakah aku harus memendam perasaan ini? Terkesan munafik memang.
Mengatakan ‘tidak’ namun sesungguhnya
‘iya’. Sesungguhnya, membunuh
perasaan itu lebih kejam daripada bunuh diri.
Ingin
rasanya aku melupakanmu tanpa menunggu harapan yang tidak pasti. Namun, disisi
ruang batin, namamu pun masih saja mejadi sebuah lukisan yang menggoreskan
banyak tinta. Mungkin karena cinta, mungkin juga karena bukan. Entahlah.
Ternyata,
aku memang harus menunggu. Manja sapamu? Iya. Manis senyumanmu? Pasti. Entah
kapan masanya, entah dimana. Tanda-tandamu juga tak bisa kubaca. Bahkan,
sekedar satu kata pun tidak ada. Kalau saja hati itu seperti buku terbuka,
betapa indahnya membaca dan menuliskan cinta untukmu.
Semua masih
tentangmu. Mimpi itu, harapan itu, tidak ada yang berubah. Setiap incinya
sangatlah berarti. Cinta memang tak selalu cukup. Hanya butuh dimengerti.
Layaknya seperti wanita manis yang selalu ingin dimengerti.
Apakah ini
terkesan berlebihan? Ya, memang inilah nyatanya. Cinta memang selalu terkesan
berlebihan. Bagaikan bumi hanya milik kita berdua saja. Entah apa yang harus
kulakukan. Meneruskan perasaan ini lalu membekukannya sampai waktu telah tiba
untuk mencairkannya, ataukah harus berhenti sampai disini saja? Mungkin, hanya
satu yang bisa kulakukan, yaitu “jangan
berharap yang tidak pasti, agar aku tidak menyesal dikemudian hari!”.
Berani berbuat, berani bertanggung
jawab. Berani jatuh cinta lagi, itu tandanya kau memang sudah berani untuk
sakit hati lagi.
-Mungkin, hanya ini yang bisa kuungkapkan, untukmu-
0 komentar