Bertahan dalam diam, membiarkan rindu itu memungut indah dalam kesakitannya. Aku rela. Karena kenangan itu pasti ada. Setiap detik juga merupakan sejarah. Tapi, semua itu tergantung bagaimana kita menyikapinya. Dari situ, aku bia belajar bagaimana rasanya jatuh cinta padamu hingga akhirnya aku bisa memilih jalan untuk berhenti mencintaimu. Hal yang mustahil bagiku untuk dilanjutkan. Kita memang di dasarkan hanya untuk sekedar menjadi teman biasa saja. Mungkin sahabat, tapi tidak lebih dari itu. Aku tidak maksa, dan aku memang tidak ingin memaksakan kehendak. Cinta yang akhirnya timbul kembali pada saat aku tak mempercayainya lagi bahwa cinta itu akan datang, namun ia malah membuatku semakin tidak tahu apa arti cinta yang sebenarnya. Pupus. Itulah yang aku rasakan saat ini. Mencintai seseorang yang mungkin memang dia tidak mencintaiku. Jangankan itu, bahkan dia menganggapku hanya sebatas teman saja. Mungkin ini salahku yang terlalu menganggap berlebihan.
Memang menyakitkan rasanya. Tapi, lebih menyakitkan jikalau kita memang sudah bersama namun ia tidak bahagia bersama kita. Mungkin sia-sia. Mencintai dan dicintai hanya karena keterpaksaan saja. Padahal, aku mencintaimu berdasarkan 'apa adanya', bukan 'ada apanya'. Seandainya saja kau tahu itu.
Menjadi biasa itu luar biasa. Akupun terbiasa bersamamu lalu sekarang tidak, sesungguhnya itu menyiksa. Menyudahi apa yang seharusnya kuakhiri. Mengakhiri apa yang seharusnya kusudahi. Benarkah ini sudah "seharusnya" ?!
Seiring waktu yang berjalan, aku memang sudah melupakanmu. Namun apadaya. Disaat kita bertemu kembali, aku kembali pula teringat canda tawa bersamamu pada saat itu. Inikah yang dinamakan rindu? Sayangnya, dia tak pernah merasakan apa yang aku rasakan saat ini.
"Sampai kapan aku harus mengingatmu seperti ini?"
"Sampai kapan aku merasakan rindu dan bahagiaku meletup jadi satu saat aku bertemu kembali olehmu?"
"Sampai kapan aku harus merasakan ini semua?"
...dan sampai saat ini aku tetap merindukan bahagia yang kau lontarkan untukku.
Mungkin aku rindu, namun aku ingin melupakanmu tanpa harus lelah menunggu harapan yang sudah jelas tidak pasti ada.
0 komentar