Bukan keinginanku untuk terus memendam cinta. Bukan kemauanku pula untuk terus diam meskipun ada perasaan yang sangat dalam.
"MUNGKIN FIRASATKU BENAR"
Dari awal, aku bisa merasakan ini. Jatuh cinta tanpa bisa merasakan bagaimana ia bisa membalas perasaanku. Inikah yang dinamakan pupus? Memang.
Benar nyatanya. Dari awal memang aku berniat untuk tidak mencintainya. Namun apa yang terjadi? Tapi aku malah terlanjur untuk mencintainya. Jika aku menintainya, dia pasti tidak sepertiku. Ia hanya menganggapku hanya sebatas teman saja.
Dari awal, aku sudah menyerah untuk hal ini. Menyerah untuk melupakannya dan tidak ingin mengingatnya kembali. Entah apa yang ada dipikiranku. "FOKUS, FOKUS dan FOKUS pada apa yang sedang ingin kulakukan. Lupakan dia dan kembali pada tujuanku!" Namun apa? Sia-siakah ini?? Aku memang terlanjur mencintainya.
Dari awal, aku sudah menginginkan untuk tidak jatuh cinta lagi. Namun apa? Lagi-lagi aku teringat saat aku telah melupakannya. Hal itu yang membuatku susah lupa.
Mungkin karena kita sudah terlalu dekat. Banyak hal yang berbeda yang mungkin aku rasakan. Entah bagaimana denganmu. Namun, terkadang kau mengungkapkannya secara tidak langsung. Tatapan wajahmu, senyummu, cara berbicaramu, caramu mengajakku bercanda.. Semua itu membuatku yakin jikalau kamu bisa merasakan apa yang aku rasakan. ah mustahil! tapi mungkin ini semua hanyalah khayalanku belaka.
Ketika hari telah tiba... Firasatku mengatakan sesuatu. Sesuatu yang mungkin memang harus ku ikhlaskan.
Dari awal, aku memang tidak berniat untuk jatuh cinta lagi. Dan lagi-lagi aku terlanjur mencintainya. Kenapa harus dia????
Kali ini aku bisa mengerti. Dari awal memang aku salah. Aku tidak mengikuti apa kata hatiku. Aku salah jatuh cinta. Aku salah sudah terlanjur mencintainya. Dan aku salah untuk mencintainya.
Cinta
Hal yang indah bila dirasakan
Hal yang juga memang tidak bisa diungkapkan
Namun..
Cinta juga bisa membuat kita menjadi gila
Jatuh cinta diam-diam
Mungkin jalan ini yang aku pilih
Jalan yang mungkin bisa membuatku ini
Tidak terkesan berlebihan jikalau aku
mencintainya
Jatuh cinta diam-diam
Aku mencintainya..
Namun aku tidak ingin dia mengetahuinya
Mengetahui tentang apa yang aku rasakan
kepadanya
Bodoh! Bodoh! Bodoh!
Sial!
Apa aku salah untuk merasakan apa arti
sebuah cinta lagi?
Apa aku salah untuk bisa jatuh cinta lagi?
Ataukah aku salah dalam memilih dia untuk
dicintai?
Pantas saja akhir-akhir ini aku pernah meliatmu tertawa lagi, walaupun hanya sekedar di jejaring social. Hal yang jarang sekali aku lihat. Mungkin ada apa-apanya. Mungkin juga dia sedang jatuh cinta. Atau mungkin.. dia terlalu bahagia karena cintanya terbalas. Dan lagi-lagi firasatku benar.
"Apa aku orang yang salah untuknya? Ataukah dia yang memang tidak pantas untukku?" Kata-kata itu selalu terfikir dalam benakku.
Kali ini, kau sudah bahagia. Kamu sudah menemukan siapa yang seharusnya kau milikki. Dan itu bukan aku. Tapi dia.... So, what should i do for this? Jelas aku harus benar-benar melupakannya. Sedih? Memang. Tapi lebih sedih jikalau dia memang terpaksa untuk kita. Mungkin Tuhan punya rencana lain yang lebih baik untuk kita. Tuhan mungkin telah memberikan orang yang salah dahulu sebelum Ia memberikan orang yang tepat.
Inilah akhir dari sebuah perasaan yang terpendam...
And i know what i feel.
this time i can understand why this happened.
I can feel how this could happen again. Painful thing. Maybe.
This is a true hunch.
And now is the time to completely forget about whitout having to remember again.
Back to original purpose that i want to improve myself and don't want to be bothered with this.
Wathever happens, i want to always look happy smiling, in front of you.
Thanks for everything, dear you, Mr. my-Secret Admirer.
0 komentar