Aku menulis
ini ketika aku baru sadar takkan ada yang bisa dikembalikan lagi seperti dulu. Kini, kehidupan kita memang sudah berubah. Aku
menulis ini ketika aku tersadar, bahwa kamu telah menemukan seseorang yang
baru. Seseorang yang bisa membuatmu lebih bahagia yang bisa mencintaimu lebih
tulus, bisa memahamimu, dan mengerti akan semua keinginanmu. Mungkin dia memang
lebih baik daripada aku. Sayangnya, kepekaanku kepadamu itu yang membuatmu
pergi dan menjauh dariku. Seandainya saja, waktu bisa diulang kembali.
Seandainya waktu bisa diputar, aku ingin memperbaiki segalanya menjadi lebih
baik, aku ingin mengulang semuanya dan aku tidak akan membiarkanmu pergi lagi.
Tapi, inilah kenyataannya! Takdir memang tidak bisa diubah.
Memang benar aku mencintaimu, menyayangimu dengan setulus hati. Tapi itu dahulu, iya, dahulu. Aku selalu berpikir, “kenapa ya, orang-orang yang kita sayang harus pergi begitu cepat? Kenapa bahagia ga bisa berlanjut lama?”. Kamu hadir disaat aku memang membutuhkanmu, dan kamu pergi, ketika rasa sayang itu masih ada. Secepat itukah? Entahlah.
Kini sudah benar-benar berubah. Iya, berubah. Apapun yang terjadi, ini memang kenyataannya. Aku tidak bisa mengelak apapun. Aku hanyalah aku. Ini aku yang sebenarnya, yang memang harus berdiri sendiri dan mencari jati diri aku sendiri. Tuhan memberikan ini sebuah takdir, takdir yang memang mungkin ini jalan lebih baik. Ku pikir semua akan sesuai rencana. Tapi beginilah hidup. Banyak belokan. Hidup manusia itu memang sulit ditebak. Terkadang, apa yang sudah kita rencanakan sebaik mungkin itu masih saja meleset. Bahkan, mendekatipun tidak.
Aku ingat, dulu kita pernah baik-baik saja. Kita pernah punya perasaan yang sama, sama-sama saling menyayangi, menjaga satu sama lain, saling mengisi kekurangan dan sama-sama tak ingin berpisah. Namun itu masalalu. Masa dimana kita, 'aku dan kamu' ada. Waktu memang berjalan begitu cepat untuk berputar. Sangat cepat. Dan kini, saatnya aku bisa menerima kenyataan. Kenyataan dimana ini memang jalan yang terbaiknya. Aku yakin, Tuhan mengambilnya karena Dia sayang padaku, karena Tuhan ingin memberikan serta menggantikannya yang terbaik dan yang lebih baik untukku. Someday, sometime, somewhen, somewhere, and somehow. Apapun yang terjadi, aku bakalan berusaha jadi yang terbaik, selagi aku mampu, selagi aku bisa, dengan caraku sendiri.
Terimakasih untuk bahagia yang kau titipkan untukku. Sekarang aku sadar, seorang yang bisa membuatku itu merasa paling bahagia juga adalah seseorang yang bisa membuatku merasa paling sedih. Tapi, dengan pengalaman ini, aku sudah bisa merasakan, apalah arti hidup dan makna cinta ini yang sebenarnya. Terimakasih juga untuk pengalaman yang telah kau bagi untukku. Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah membencimu.
Memang benar aku mencintaimu, menyayangimu dengan setulus hati. Tapi itu dahulu, iya, dahulu. Aku selalu berpikir, “kenapa ya, orang-orang yang kita sayang harus pergi begitu cepat? Kenapa bahagia ga bisa berlanjut lama?”. Kamu hadir disaat aku memang membutuhkanmu, dan kamu pergi, ketika rasa sayang itu masih ada. Secepat itukah? Entahlah.
Kini sudah benar-benar berubah. Iya, berubah. Apapun yang terjadi, ini memang kenyataannya. Aku tidak bisa mengelak apapun. Aku hanyalah aku. Ini aku yang sebenarnya, yang memang harus berdiri sendiri dan mencari jati diri aku sendiri. Tuhan memberikan ini sebuah takdir, takdir yang memang mungkin ini jalan lebih baik. Ku pikir semua akan sesuai rencana. Tapi beginilah hidup. Banyak belokan. Hidup manusia itu memang sulit ditebak. Terkadang, apa yang sudah kita rencanakan sebaik mungkin itu masih saja meleset. Bahkan, mendekatipun tidak.
Aku ingat, dulu kita pernah baik-baik saja. Kita pernah punya perasaan yang sama, sama-sama saling menyayangi, menjaga satu sama lain, saling mengisi kekurangan dan sama-sama tak ingin berpisah. Namun itu masalalu. Masa dimana kita, 'aku dan kamu' ada. Waktu memang berjalan begitu cepat untuk berputar. Sangat cepat. Dan kini, saatnya aku bisa menerima kenyataan. Kenyataan dimana ini memang jalan yang terbaiknya. Aku yakin, Tuhan mengambilnya karena Dia sayang padaku, karena Tuhan ingin memberikan serta menggantikannya yang terbaik dan yang lebih baik untukku. Someday, sometime, somewhen, somewhere, and somehow. Apapun yang terjadi, aku bakalan berusaha jadi yang terbaik, selagi aku mampu, selagi aku bisa, dengan caraku sendiri.
Terimakasih untuk bahagia yang kau titipkan untukku. Sekarang aku sadar, seorang yang bisa membuatku itu merasa paling bahagia juga adalah seseorang yang bisa membuatku merasa paling sedih. Tapi, dengan pengalaman ini, aku sudah bisa merasakan, apalah arti hidup dan makna cinta ini yang sebenarnya. Terimakasih juga untuk pengalaman yang telah kau bagi untukku. Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah membencimu.
0 komentar